Jumat, 31 Maret 2017

Mimba

Mimba

 Hasil gambar untuk tanaman mimba  
Mimba atau Daun Mimba atau Azadirachta indica A. Juss. adalah daun-daun yang tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan didaerah Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Mimba datang atau tersebar ke Indonesia diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman utama adalah di Pulau Jawa.
Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.
Tumbuhan liar di hutan dan di tempat lain yang tanahnya agak tandus, ada juga yang ditanam orang ditepi-tepi jalan sebagai pohon perindang Banyak terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Madura 1-300 meter. Umumnya di tempat yang sangat kering, di pinggir jalan, pada hutan yang terbuka.

 Hasil gambar untuk tanaman mimba
Merupakan pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar
Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm
Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan lainnya.

Bertan

Bertan
 Hasil gambar untuk tanaman bertan  
Bertan merupakan sejenis pohon palem dengan ukuran cukup besar, hidupnya merumpun, tingginya mencapai 20 m. Batangnya berduri, perbungaan terletak pada ujung batang, lurus ke atas dan mencapai 4 meter tingginya. Batangnya tegak, silinder, dan agak berduri. Bertan memiliki diameter batang antara 18–20 cm. Batang bertan didukung oleh akar tunjang yang lebih berbeda, ramping, panjang, dan lebih tinggi dari tanah yang merupakan ciri pembeda spesies ini. Daunnya besar, panjang mencapai 4 m, keseluruhannya datar, mengandung duri yang panjangnya 10–12 mm yang juga terdapat di tangkai daun dan tersusun teratur.[4] Memiliki anak daun yang cukup banyak, antara daun yang satu dengan yang lain sama jaraknya. Bagian atas permukaan anak daun dilengkapi bulu. Anak daun tengah dan bawah berukuran 40–45 cm, panjang, dan yang teratas berukuran lebih kecil. Sekali berbunga, langsung mati. Bunga-bunganya berkayu, dan buahnya bersisik dan keras. Perbungaannya ini tegak, hingga mencapai 4 m. Buah berukuran 8–10 cm, panjang 5-5,5 cm, berbentuk segitiga, dan buahnya bersisik. Sisiknya berukuran kecil-kecil, banyak, panjangnya 1-3 mm, melebar, dan ada bagian yang polos warnanya. Buahnya seperti salak, bersisik, terbagi menjadi 6 sisi, 3 berukuran lebih pendek yang berdekatan dengan pusat buah. Bijinya lapuk berrongga, ditandai dengan 6 alur, 3 alur lebih dalam lapuknya. Dinding perikarp 5–6 mm, tebal keseluruhannya, tebal, dan.
Bertan dijumpai di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur pada daerah-daerah cukup di dataran rendah.[Di Kalimantan, bertan ditemukan pula di Kalimantan Tengah. Di Gunung Lumut, misalnya, ditemukan di lereng punggung bukit yang menuju puncak gunung yakni pada ketinggian 750 mdpl. Di sana, populasi bertan terbatas Odoardo Beccari menemukan bertan di Borneo terutama di tepi Rejang Atas, Kayan, Punan, dan umum ditanam dekat-dekat rumah warga untuk diambil sagunya. Ia menemukan tumbuhan ini di Sungai Brunei dekat Pulau Burung, Sungai Lupar. Oleh orang-orang Dayak di Brunei Darussalam, dikenal dengan kajatoa, yang hal ini juga dibenarkan oleh Karel Heyne. Walaupun, sering ditanam di sekitar rumah, spesies ini juga melimpah di alam
Bertan tumbuh melalui biji dan tumbuh dengan kecepatan pertumbuhan yang lumayan cepat. Dalam waktu 5 tahun, ia dapat berbunga dan mekar apabila keadaan tanah baik.

Balam suntai

 Balam suntai
 Hasil gambar untuk balam suntai
Balam Suntai (Palaquium walsurifolium),balam suntai adalah salah satu  jenis tanaman langka asli indonesia.tanaman langka ini memiliki kualitas kayu yang baik. kelas keawetan tanaman langka ini adalah kelas IV dan kekuatannya kelas II. maka tidaklah heran kalau tanaman langka ini  banyak dicari orang.

Getah perca atau Palaquium adalah salah satu tumbuhan asli Nusantara yang tersebar di Indonesia bagian barat dan Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini juga terdapat Australasia, Taiwan bahkan sampai ke Kepulauan Solomon.

Ciri-ciri:

Pohon dengan tinggi sampai 30 meter dan diameter 0,5 meter.
Berbatang tegak dengan warna merah kecoklat-coklatan
Pepagannya berwarna kuning sampai merah dan bergetah putih.
Berdaun tunggal dengan bentuk bundar telur sungsang sampai jorong.
Bunga mengelopak pada ketiak daun.
Tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Kegunaan[sunting :
Tumbuhan ini mempunyai kelas keawetan IV dan kelas kekuatan II. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan, alat rumah tangga, alat olahraga maupuun alat musik tradisional. Getahnya (terutama P. gutta) dapat disadap unutk pembuatan mainan anak-anak. Bijinya mengandung kadar lemak yang tinggi.

Cengkeh

Cengkeh
Hasil gambar untuk cengkeh  
 Cengkeh merupakan salah satu tanaman herba abadi yang berbentuk kecil. Tanaman ini juga merupakan jenis tanaman tahunan, dua tahunan, dan tanaman yang berusia panjang. Cengkeh juga merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri. Namun bila faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah. 

Ciri-ciri Cengkeh Secara Umum
Sebenarnya, cirri-ciri tanaman cengkeh berbeda-beda karena cengkeh merupakan tanaman yang memiliki spesies yang sangat banyak, dan masing-masing spesies cengkeh memiliki cirinya masing-masing. Akan tetapi, secara umum ciri-ciri cengkeh dapat diketahui, seperti jenis daun trifoliate yang biasanya terdiri dari 5-7 biji daun tertutup, memiliki stipula adnate yang merajut ke tangkai daun, dan memiliki kepala bunga dengan ukuran kecil berwarna merah, ungu, putih, atau kuning.

 Gambar terkait  
Khasiat Cengkeh Untuk Kesehatan
Berikut ini beberapa khasiat cengkeh untuk kesehatan :
•    Mengatasi sakit gigi > Jika anda mengalami gigi yang berlubang maka sumbatlah dengan kapas yang sudah ditetesi dengan minyak cengkeh tersebut.
•    Mengatasi batuk > anda pusing dengan penyakit batuk yang tidak sembuh – sembuh, tidak usah khawatir dulu, caranya campur cengkeh tersebut dengan garam lalu kunyah sehingga dapat membantu mengeluarkan dahak anda tersebut.
•    Mengatasi masuk angin > badan tidak enak, keringat terasa dingin dan mual – mual itu tandanya anda sedang mengalami masuk angin, anda pengen obat alami caranya sebagai berikut: 5 butir cengkeh, 5 gr kayu manis, 5 gr biji pala, 5 butir merica semua  dihaluskan hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan 100 cc air panas kemudian diminum.
•    Menghilangkan bau mulut > jika anda sedang bingung obat apa yang bisa menghilangkan bau mulut, anda tidak perlu khawatir karena ada obat yang secara alami yaitu dengan 10 butir cengkeh dicuci lalu diseduh dengan 200 cc  air panas, diamkan selama 5 menit kemudian di saring dan airnya di pakai untuk kumur-kumur, lakukan setiap hari secara rutin.
•    Menghitamkan alis mata > inilah caranya: 5-7 buah cengkeh kering dibakar sampai hangus, kemudian di tumbuk sampai halus dan di tambah minyak kemiri secukupnya, oleskan pada alis mata pada sore hari dari khasiat cengkeh

Kamis, 30 Maret 2017

Tengkawang tungkul

Tengkawang tungkul
Hasil gambar untuk tengkawan tungkul
Tengkawang tungkul atau biasa disebut meranti merah' merupakan flora khas provinsi Kalimantan Barat.Tumbuhan ini sudah lama akrab dengan masyarakat Kalimantan Barat karena sejarah pemanfaatannya panjang Pemanfaatamya sudah berjalan turun temurun serta pembudidayaannya sudah dilakukan sejak lama, kira-kira tahun 188 Tengkawang jenis ini banyak tumbuh di tanah aluvial di hutan hujan tropis dan wilayah dataran rendah sekitar 600 meter di atas permukaan laut.
 Tinggi pohon Tengkawang tungkul dapat mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm, batangnya tegak, lurus, tidak berbanir, permukaan batangnya berwarna abu-abu serta berbercak-bercak Daun tengkawang tungkul tunggal, tebal, kaku, besar, bulat panjang.% Buahnya bundar telur, berbulu tebal, bersayap Tinggi meranti merah bisa mencapai 30 meter dan menghasilkan kayu ringan,biasanya kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi ringan, yaitu kayu lapis, perabot rumah tangga, dinding rumah, dan bahan kertas Selain kayu, bijinya juga dapat dipakai sebagai sumber penghasil minyak nabati.Penanaman Tengkawang Tungkul oleh rakyat di Kalimantan Barat dilakukan dengan biji dan setelah berumur 8/9 tahun baru nampak berbunga serta ber­buah. Produksi buah bagus pada umur pohon sekitar 12 tahun lebih. Setelah 4 atau 5 tahun kemudian dari umur pohon 12 tahun/atau lebih dapat terjadi produksi buah secara maksimal yaitu dalam 1 hektare dapat mencapai 600 – 9.000 kg buah. Bahkan buah keringnya diekspor ke Singapura dan Jepang untuk diproses dan diambil minyaknya, minyak tersebut digunakan untuk pengolahan makanan (cokelat), kosmetik, dan lilin.Buahnya, berbentuk bundar telur,berbulu tebal, bersayap 5 (3 sayap besar, 2 sayap kecil).bijiinya dapat dipakai sebagai sumber penghasil minyak nabati karena dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya, biji Tengkawang tungkul mempunyai kadar minyak nabati paling tinggi.

Cendana

Cendana











                                                                                        
Pohon Cendana adalah sejenis pohon cemara dari Keluarga Santalaceae dan merupakan Species Santalum, tumbuhan ini sangat cocok tumbuh di tanah panas dan berkapur dengan intensitas cahaya matahari yang cukup.
Musim kering yang panjang sangat baik pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma, produksi minyak akan berjalan terus pada bagian akar teraskayu dan biasanya terhenti setelah pohon berusia -/+ 60-80 tahun.

Karakteristik Tumbuhan :

1. Tinggi tanaman maksimal 15-20 meter dan diameter maksimal 60 cm, dengan batang lurus bulat tanpa alur dan agak berlekuk-lekuk dilapisi kulit yang kasar berwarna kelabu dan coklat tua, sedang kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum setelah kering....., kadar minyak tertinggi terletak pada teras pangkal pohon/tunggak pohon.

2. Daun selalu hijau berbentuk oval atau lanset dan berminyak dengan ukuran 3.25-7,5 cm serta bersifat mudah gugur.

3. Berbuah setelah berusia 3-4 tahun, buahnya bulat berbiji satu sebesar buah kepundung dan berwarna hitam setelah masak.

Pohon Cendana hidup secara parasit pada awal pertumbuhannya karena pada kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, sebab perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya.
Karena sebab inilah maka pohon cendana agak sukar dibudi dayakan secara luas.
Area tumbuh di Indonesia terutama berada di Kepulauan Nusa Tenggara Timur yang meliputi : Pulau Flores, Sumba, Solor, Adonara, Lomblen, Alor, Timor, Rote dan Pulau Sabu.

Khasiat obat
Cendana memiliki sifat antiplogistik/anti-inflamasi, antiseptik, antispasmodik, karminatif, astringen, diuretik, emolien, ekspektoran, relaksan dan tonik.
 
Penggunaan internal. Di dalam tubuh, minyak Cendana bekerja pada saluran urogenital dan melawan infeksi kronis. Minyak Cendana secara tradisional digunakan untuk gangguan perut dan pencernaan, infeksi saluran kemih bawah –termasuk sistitis dan gonore– serta demam, kepala pusing dan keluhan dada umum. Minyak Cendana juga membantu untuk membersihkan radang selaput lendir hidung, meredakan batuk kering dan memperbaiki sistem pencernaan, terutama ketika diare.
 
Penggunaan eksternal. Pada kulit, minyak esensial Cendana membantu melembabkan kulit kering atau mengelupas, menghilangkan gatal-gatal dan peradangan dan menyeimbangkan kulit berminyak. Cendana dalam bentuk pasta bermanfaat untuk memudarkan bekas jerawat, bekas tanda regangan (stretch marks), bintik dan noda hitam. Sifat cicatrisant pada cendana membantu untuk meregenerasi kulit dan memudarkan semua bekas luka, noda dan bintik-bintik pada kulit. Efek kerjanya cenderung lebih baik bila digunakan bersama dengan bahan-bahan perawatan kulit lainnya. Manfaat lainnya adalah perlindungan dari sinar matahari (tabir surya) dan penghapusan tan (kulit gelap karena sinar matahari) .
 
Sebagai aromaterapi. Aroma Cendana memiliki efek menenangkan, mengurangi kekacauan dan menyeimbangkan pikiran.

Daun sang

Daun sang
Gambar terkait

Daun Sang merupakan tanaman unik Indonesia. Tumbuhan Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini mempunyai ukuran daun yang sangat besar mencapai 6 meter. Lebar daunnya mencapai 1 meter. Sayangnya hanya sedikit saja yang mengetahui keberadaan tanaman unik daun sang ini.
Daun Sang oleh beberapa kalangan (termasuk Kementerian Kehutanan RI) diklaim sebagai tanaman endemik Sumatera, Indonesia yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Namun dari beberapa referensi yang saya dapat, Daun sang yang unik ternyata juga bisa ditemui di Thailand, Malaysia, Serawak, Kalimantan bagian barat dan Sumatera, Indonesia.Daun sang merupakan salah satu dari 4 spesies anggota genus  Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun Sang merupakan anggota famili Arecaceae (Pinang-pinangan atau Palem). Tanaman Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, disebut juga sebagai Daun Payung Sal, Sal (Malaysia), Bang Soon (Thailand), Joey Palm, Diamond Joey Palm, Umbrella Leaf Palm (Inggris).
Nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.
Ciri-ciri Daun Sang. Tumbuhan unik daun sang (Johannestijsmania altifrons) merupakan anggota palmae atau palem (arecaceae). Ciri khas tanaman unik ini mempunyai daun berbentuk berlian dengan ukuran mencapai panjang 6 meter dan lebar 1 meter, meskipun rata-rata yang ditemui hanya sepanjang 3 meter.
Daun dari tumbuhan unik daun sang langsung menyembul dari tanah karna batang tanaman unik ini hanya pendek dan biasanya tersembunyi di tanah. Daun tanaman bernama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini bergerigi pada tepinya.
Daun sang termasuk tumbuhan yang tidak tahan terhadap  sinar matahari langsung  sehingga tanaman unik ini lebih sering ditemukan hidup di bawah naungan pepohonan. Daun sang (Johannestijsmania altifrons) hidup secara berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya sangat terbatas.
Perkembangbiakan tanaman unik daun sang lebih banyak berasal dari dari anakan ketimbang dari bijinya yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.