
Bunga ashar dikenal juga sebagai kembang pukul empat atau Four o’clock plant yang dalam bahasa latin disebut Mirabilis jalapa L. Meskipun bunga ashar atau kembang pukul empat bukan bunga asli Indonesia melainkan berasal dari Meksiko, namun bunga ashar ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Lampung.
Dinamakan bunga ashar atau asar dan kembang pukul empat lantaran kebiasaan bunga ini yang mekar pada sore hari sekitar pukul empat sehingga pada jaman dulu masyarakat Lampung menggunakannya sebagai pertanda masuknya waktu sholat Ashar. Karena itu bunga ashar atau kembang pukul empat sering ditanam di pekarang atau di depan surau.
Tumbuhan hias ini sering disebut juga sebagai kederat, segerat, tegerat (Jawa), noja (Bali), pukul ampa (Minahasa), bunga tete apa, bunga-bunga parangghi (Makasar), bunga-bunga parengki (Bugis), lore laka (Timor), kupa oras (Ambon), Cako rana (Ternate), kembang asar (Lampung), kembang pagi sore, kempang pukul empat, bunga waktu kecil (Melayu).
Tanaman hias ini mempunyai bunga berbentuk menyerupai terompet kecil. Warna bunganya beraneka ragam sesuai dengan jenisnya. Ada yang merah, putih, kuning, bahkan kadang-kadang dalam satu pohon terdapat warna campuran.
Batang bunga ashar (Mirabilis jalapa) tegak, bulat, permukan licin, dan bercabang-cabang dengan tinggi sekitar 50-80 cm. Daunnya berbentuk hati dengan ujung runcing. Panjang daunnya sekitar 3 – 15 cm dengan lebar antara 2 – 9 cm. Bijinya berbentuk bulat berkerut. Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi hitam kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna hitam sepenuhnya.
Meskipun bukan tumbuhan asli Indonesia, tetapi bunga ashar sekarang tumbuh tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Tanaman yang kemudian ditetapkan menjadi bunga khas provinsi Lampung ini dapat tumbuh pada dataran rendah hingga daerah berketinggian 1.200 meter dpl. Perbanyakan tumbuhan ini dapat dilakukan dengan biji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar