Selasa, 21 Maret 2017

Tangkasi

Tangkasi
  

Tangkasi atau Tarsius adalah binatang nokturnal atau binatang yang aktif di malam hari. Waktu siang mereka habiskan untuk tidur. Bentuk badannya kecil, mirip kera, tapi matanya besar. Saat siang, Tangkasi bersembunyi di balik dedaunan dan rerimbunan pohon. Begitu malam tiba mereka keluar dari sarangnya berburu serangga kecil semisal jangkrik sebagai santapannya.

Primata terkecil di dunia ini bisa dijumpai di kawasan konservasi seluas 8.718 hektar meliputi empat tempat, yakni TWA Batuputih seluas 615 hektar, Cagar Alam Tangkoko-Batuangus seluas 3.196 hektar termasuk kawasan Gunung Tangkoko-Batuangus dan sekitarnya, CA Duasudara seluas 4.299 hektar termasuk Gunung Duasudara dan sekitarnya, dan TWA Batuangus seluas 635 hektar. Keempatnya berada di bawah pengelolaan Departemen Kehutanan, melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut.

Di kawasan konservasi yang menjadi incaran para peneliti satwa disamping tarsius adalah 26 jenis mamalia (10 jenis endemik Sulawesi), 180 jenis burung (59 di antaranya endemik Sulawesi dan 5 endemik Sulut), dan 15 jenis reptil dan amfibi.
Area konservasi ini yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah TWA Batuputih yang dapat ditempuh dengan mobil pribadi sekitar dua jam dari Manado. Melalui TWA Batuputih ini biasanya lebih dekat menuju kawasan Cagar Alam Tangkoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar